Senin, 05 September 2016

SIRAH NABAWIYAH ( edisi 8 )


LANJUTAN Abdullah )
3. Abdullah
                Abdullah adalah bapak Nabi Muhammad SAW, ibunya adalah Fatimah binti Amr A’idz bin Imran bin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah. Abdullah adalah anak dari Abdul Muthalib yang paling bagus dan paling di cintainya. Abdullah inilah yang mendapat undian untuk disembelih dan di korbankan sesui dengan nazar Abdul Muthalib.
                Ringkasnya, setelah anak-anaknya sudah berjumlah sepuluh orang dan tahu bahwa tidak mempunyai anak lagi, maka ia memberitahukan nazar yang pernah diucapkanya keitka menangani sumur zamzam kepada anak-anaknya. Ternyata mereka semua patuh. Kemudian mereka menlis nama-nama mereka dianak panah untuk di undi, lalu diserahkan kepada patung Hubal. Setelah anak-anak panah itu dikocok, maka keluarlah nama Abdullah kemudian abdul Muthalib menuntun Abdullah sambil membawa parang dan berjalan menuju Ka’bah untuk menyembelih  anaknya itu. Namun, orang-orang Quraisy mencegahnya, terutama paman-pamannya dari pihak ibu dari bani Makhzum dan saudaranya Abu Thalib.
                Abdul Muthalib kebingungan dan berkata ,“ Kalau begitu apa yang harus aku lakukan sehubungan dengan nazarku ini ?”
                Mereka mengusulkan untuk menemui dukun, maka dia menemui dukun perempuan itu. Sesampainya di tempat dukun itu, dia diperintahkan untuk mengundi Abdullah dengan sepuluh ekor unta. Jika yang keluar adalah nama Abdullah maka dia harus menambahi lagi dengan sepuluh ekor unta, hingga tuhan ridha. Jika yang keluar nama unta maka unta itu yang disembelih.
                Kemudian dia keluar dari rumah dukkun perempuan itu dan mengundi antara nama Abdullah dan sepulluh ekor unta. Ternyata yang keluar adalah nama Abdullah. Maka dia menambahi lagi dengan sepuluh ekor unta. Setiap kali diadakan undian berikutnya, maka  yang keluar adalah nama Abdullah, hingga jumlah untanya mencapai seratus ekor, baru setelah itu yang keluar adalah nama unta. Daging-daging unta tersebut dibiarkan begitu saja, tidak boleh dijamah oleh manusia maupun binatang. Tebusan pembunuhan memang berlaku dikalangan Quraisy dan bangsa Arab adalah sepuluh ekor unta. Namun, setelah kejadian ini, jumlahnya menjadi seratus ekor unta, yang juga diakui Islam.
Diriwayatkan dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda, “Aku adalah anak dari dua orang yang disembelih.” Maksudnya adalah Ismail as dan Abdullah.
                Kemudian, Abdul Muthalib menikahkan anaknya, yaitu Abdullah dengan Aminah binti Wahb bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab, yang saat itu Aminah dianggap sebagai wanita yang paling terpandang dikalangan Quraisy dari segi keturunan maupun kedudukanya, karena bapaknya adalah pemuka Bani Zuhrah. Abdullah hidup bersamanya di Mekkah. Namun, tidak lama kemudian, Abdul Muthalib mengutusnya pergi kemadinah untuk mengurus kurma. Ternyata Allah menakdirkan dia meniggal di Madinah dan dikuburkan di Darun Nabighah Al-Ja’di pada umur 25 tahun.
                Menurut pendapat mayoritas pakar sejarah bahwa Abullah meninggal dunia sebelum Rasulullah SAW lahir. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa Abullah meninggal dunia dua bulan setelah Rasulullah SAW dilahirkan.
                Warisan yang ditinggalkan oleh Abdullah adalah berupa lima ekor unta, sekumpulan domba, dan pembantu wanita Habsy, yang namanya adalah Barakah, dan berjuluk Ummu Aiman. Dialah wanita pengasuh Rasulullah SAW.
Bersambung…………..(KELAHIRAN DAN EMPAT PULUH TAHUN SEBELUM KENABIAN)   
sumber ;
Al-Rahiq Al-Makhtum (Sirah Nabawiyah Sejarah Hidup Nabi Muhammad)
Karya : Syaikh Safiyyurrahman Al-Mubarakfuri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar