LANJUTAN ( ahli nujum )..
Ahli nujum , yaitu orang yang memperhatikan keadaan bintang dan planet, lalu dia menghitung perjalanan dan waktu peredaranya, agar denga begitu dia bisa mengetahui berbagai keadaan didunia dan peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi pada masa mendatang. Pembenaran terhadap pengabaran ahli nujum pada hakikatnya merupakan kykinan terhadap bintang-bintang. Sedang keyakinan mereka terhadap bintang-bintang merupakan keyakinan terhadap hujan. Maka mereka berkata, “ hujan yang turun kepada kami berdasarkan bintang ini dan itu.
Ahli nujum , yaitu orang yang memperhatikan keadaan bintang dan planet, lalu dia menghitung perjalanan dan waktu peredaranya, agar denga begitu dia bisa mengetahui berbagai keadaan didunia dan peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi pada masa mendatang. Pembenaran terhadap pengabaran ahli nujum pada hakikatnya merupakan kykinan terhadap bintang-bintang. Sedang keyakinan mereka terhadap bintang-bintang merupakan keyakinan terhadap hujan. Maka mereka berkata, “ hujan yang turun kepada kami berdasarkan bintang ini dan itu.
Dikalangan mereka ada juga
tradisi thiyarah, yakni pesimis terhadap sesuatu. Pada mulanya
mereka mendatangkan seekor burung atau biri-biri, lalu melepasnya. Jika burng atau
biri-biri itu pergi kearah kanan, mereka jad bepergian ketempat yang hendak
dituju dan hal itu dianggap sebagai pertanda baik. Jika burung atau biri-biri tersebut
pergi kearah kekiri, mereka mengurungkan niatnya untuk bepergian dan
menganggapnya sebagai tanda kesialan. Mereka juga meramal ditengah perjalanan
bila bertemu burung atau hewan tertentu.
Tidak berbeda jauh dengan hal
tersebut adalah kebiasaan mereka menggantungkan ruas tulang dikelinci. Mereka juga
meramal kesialan dengan sebagian hari, bulan ,hewan, atau wanita. Mereka
percaya bila ada orang mati terbunuh, jiwanya tidak tetram bila dendamnya tidak
dibalaskan. Ruhnya bisa mmenjadi burung hantu yang beterbangan dipadang pasir
seraya berkata “berilah aku minum !” jika dendamnya sudah dibalaskan, maka
ruhnya menjadi tentram.
Sekalipun masyarakat arab sangat
bodoh seperti itu, sisa-sisa agama Ibrahim tetap ada dikalangan mereka dan
mereka sama sekali tidak meninggalkanya. Seperti penganggunan terhadap ka’bah,
tawaf, haji, umrah, wukuf di Arafah dan Muzdalifah. Meskipun ada hal baru dalam
pelaksanaanya.
Diantara orang-orang Quraisy,
tetap ada yang mengatakan,”kami adalah keturunan Ibrahim dan penduduk tanah
suci, penguasa Ka’bah dan penghuni Mekkah. Tidak ada seorangpun dari bangsa
arab yang mempunyai hak dan kedudukan seperti kami. Maka tidak layak bagi kami
keluar dari tnah suci ketempat lain.”Karena itu, mereka tidak melaksanakan
wukuf di Arafah dan tidak Ifadhah dari sana, tetapi Ifadhah dari muzdalifah. Maka
Allah menurunkan QS.Al-Baqarah : 199.
Hal-hal baru lainya, mereka
berkata, “Tidak selayaknya bagi orang-orang Quraisy untuk memberi makan keju
dan meminta minyak samin ketika mereka sedang ihram. Mereka tidak boleh masuk
Baitul Haram dengan mengenakan kain wol dan tidak boleh berteduh jika ingin
berteduh jika ingin berteduh kecuali dirumah-rumah pemimpin selama merka sedang
ihram. Mereka juga berkata,”Penduduk diluar tanah suci tidak boleh memakan
makanan yang mereka bawa dari luar tanah suci ke tanah suci bila kedatatangan
mereka untuk haji dan umrah.
Mereka juga menyuruh penduduk
diluar tanah suci untuk tetap mengenakan cirri pakaianya sebagai penduduk bukan
tana suci pada awal kedatangan mereka untuk melakukan tawaf awal. Jika tidak
memiliki cirri pakaianya sebagai pendudul luar tanah suci, mereka harus tawaf
dalam keadaan telanjang. Ini berlaku untuk kaum laki-laki, sedang untuk wanita
harus melepaskan semua pakaianya, kecuali baju rumahnya yang longgar. Saat itu
mereka berkata :
Hari ini tampak sebagian
atau semuanya
Apa yang tiada
tampak tiada diperkenankanya
Tentang hal ini Allah berfirman :
“hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap(mamasuki) masjid.
(QS. Al-A’raf : 31)
Pakaian yang dikenakan penduduk
luar tanah suci harus dibuang setelah melakukan tawaf awal, dan tak seorangpun
boleh mengambilnya lagi, begitu pula orang yang bersangkutan.
Hal baru lainya, mereka tidak
masuk rumah melalui pintunya selama dalam keadaan ihram. Mereka membuat lubang
dibagian belakang rumah, dan dari lubang itulah mereka keluar masuk rumahnya. Mereka
menganggap hal itu sebagai perbuatan yang baik. Namun Al-Quran melarangnya ( QS.
Al-Baqarah : 189 ).
Semua ritual keagamaan itu adalah
kesyirikan dan penyembahan terhadap berhala ; keyakinan terhadap khayalan dan
khufarat. Begitulah mayooritas agama bangsa arab. Sebelum itu sudah ada agama
yahudi, Nasrani, Majusi, dan Shabi’ah yang masuk kedalam masyarakat Arab.
Orang-orang Yahudi mempunyai dua
latar belakang, sehingga mereka berada di jazirah Arab. Yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
1. Kepindahan
mereka pada masa Babilon dan Asyur di Palestina, yang mengakibatkan tekanan
terhadap orang orang-orang yahudi ,
penghancuran negeri mereka dan pemusnahan mereka ditangan Nebukanezar pada
tahun 587 SM. Diantara mereka banyak yang ditawan dan dibawa ke Babilonia. Sebagian
di antara merek juga ada yang meninggalkan Palestina dan pindah ke Hijaz. Mereka
memepati Hijaz bagian utara.
2. Dimulai
dari pencaplokan bangsa Romawi terhadap Palestina pada tahun 70 M, yang
disertai dengan tekanan terhadap orang-orang Yahudi dan penghancuran
haikal-haikal (kuil-kuil) mereka, sehingga kabilah-kabilah merek berpindah ke
Hijaz, lalu menetap di Yastrib, Khaibar dan Taima’. ‘disana mereka mendirikan
perkampungan Yahudi dan benteng pertahanan. Maka agama Yahudi menyebar disebagian
bangsa Arab melalui imigran Yahudi tersebut. Merek selanjutnya memiliki
beberapa peran yang bisa dicatat dari beberapa peristiwa yang bersifat politis,
sebelum munculnya Islam. Saat Islam datang, kabilah-kabilah Yahudi yang
terkenal adalah Yahudi Khaibar, Bani Nadhir, Bani Quraizhah dan Bani Qainuqa. ‘As-Samhudi
menyebutkan didalam Wafa’ul wafa hal.116 bahwa kabilah Yahudi saat itu lebih
dari dua puluh.
Bersambung…………..(agama Yahudi masuk ke Yaman)
sumber ;
Al-Rahiq
Al-Makhtum (Sirah Nabawiyah Sejarah Hidup Nabi Muhammad)
Karya : Syaikh
Safiyyurrahman Al-Mubarakfuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar