Selasa, 16 Agustus 2016

ILMU KALAM 2

Ringkasan dan penjelasan singkat tentang peta silabus ilmu kalam


1.      Kondisi Umat Islam Pasca Wafatnya Rasulullah SAW
Perjuangan Rasulullah SAW dapat dilihat dari perjalanan dakwah beliau dalam menyebarkan agama Islam. Dakwah  Rasulullah SAW dibagi menjadi 2 periode yaitu pada periode makkah dan periode madinah.
Pada periode Makkah tantangan yang dihadapi beliau begitu besar dan berat karna banyak sekali masyarakat Arab yang menentang dakwah beliau. Pada periode Makkah ini dakwah Rasullullah dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi, beliau berdakwah pada keluarga dan kerabat-kerabatnya serta sahabat-sahabat dekatnya.
 Kemudian beliau melakukan dakwah secara terang-terangan setelah turunya wahyu yang berisi perinntah dari Allah SWT agar dakwah dilakukan secara terang-terangan (Qs. Asy’syuara:214-216). Dan kemudian beliau hijrah di madinah, disana disambut oleh penduduk madina.
Setelah Rasulullah wafat kaum Anshar dan Muhajirin berdebat mengenai pengganti Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat islam mereka sibuk mencalonkan diri, perdebatan tersebut dilakukan di balai Tsaqifah. Namun keputusan akhirnya adalah menyatakan bahwa Abu Bakar As-Shidiq yang dibaiat menjadi Khalifah pengganti Rasulullah.
Pada kepemimpinan Abu Bakar As-Shidiq timbul permasalahan-permasalahan antara lain yaitu banyak orang-orang yang keluar dari Islam (murtad), munculnya nabi-nabi palsu, perpecahan umat islam sehingga menyebabkan banyak orang yang memerangi islam. hal ini terjadi mungkin karena abu bakar memimpin pada saat kondisi umat islam belum stabil sepeninggalan Rasulullah. Karena Abu Bakar lebih sibuk memerangi asalah diatas sehingga dianggapmenomor duakan menata negara. Kemudian kepemimpinan digantikan oleh Umar bin Khatabyang dibaiat oleh Abu Bakar saat sakit keras. Pada saat kepemimpinan Abu Bakar banyak mengalami perkembangan yaitu seperti pembentukan Baitul Mall.
 Hingga pada saat kepemimpinan Ustman bin Afan permasalahan yaitu beliau dianggap Nepotisme sehingga menimbulkan kekacauan politik, kemudian beliau mati dibunuh. Pengganti khalifah Ustman adalah Ali bin Abi Thalib, karena Ali memegang kepemimpinan dalam kondisi negara ricuh akibat terbunuhnya Ustman maka banyak yang memberontak Ali sebagai khalifah yang sah salah satunya yaitu Mu’awiyah, yang berujung pada perang Siffin.
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan Ilmu Kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan Utsman bin Affan yang berbuntut pada penolakan Mu’awiyah atas kekhalifahan Ali bin AbiTalib.. Pada hakekatnya islam itu bukan hanya menjunujung tinggi akidah dan syari’at, tapi islam juga menjunjung tinggi tentang pemikiran dan ilmu pengetahuan. Dan membicarakan sejak kapan persoalan-persoalan ilmu kalam itu muncul sebenarnya sudah muncul ketika terjadi saling bunuh antara umat muslim.
2. Kerangka berfikir Aliran-aliran Ilmu Kalam
         Perbedaan aspek Ilmu Kalam dipengaruhi metode berfikir. Adapun secara garis besarnya metode berfikir ilmu kalam dibagi menjadi dua, yaitu rasional dan tradisional.
         Rasional itu hanya terkait pada teks, dogma-dogma wahyu Al-Qur’an yaang bersifat qat’i ( ayat yang secara tafsir saja sudah bisa dipahami atau tidak mengubah maknanya, kebebasan manusia, memberi keleluasaan pada peran akal. Apabila tradisional terkait dengan dogma-dogma Al-Qur’an ayat-ayat bersifat dzonni (ayat yang artinya berbeda dengan teks tersebut), tidak memberi keleluasaan pada manusia, dan mempersempit peran akal.
         Disamping, pengategorian teologi rasional dan tradisional, dikenal pula akibat adanya perbedaan kerangka berfikir dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kalam yaitu: Antroposentris merupakan hakekat realitas yang trasenden yang bersifat intrakosmos maksudnya ada yang natural da supranatural hal ini diyakini oleh aliran Mu’tazilah, Qadariyah dan Syi’ah. kemudian metode Tosentris merupakan hakekat realitas yang trasenden yang bersifat suprakosmos, personal, dan ketuhanan maksudnya Tuhan sebagai pencipta semua alam dan harus berkarya hanya untuk-Nya.
         Metode Konvergensi yaitu merupakan hakekat realitas yang trasenden yang bersifat personal dan Imprsonal maksudnya ada supra dan kosmos, lahut dan nashut, makhluk dan tuhan, baik dan jahat, lenyap dan abadi, tampak dan abstrak serta sifat lainya yang bersifat diatomik. Metode Nehilis merupakan aliran yang menganggap bahwa hakikat realitas yang trasenden hanyalah ilusi, sehingga menolak dikotomi tuhan yang mutlak dan kemampuan atau kekuatan manusia itu terletak pada kecerdikan manusia sendiri sehingga mampu melakukan yang terbaik dari tawaran yang terburuk serta kemampuan manusia itu tergantung pada kecerdasan manusia itu sendiri. ilmu kalam, filsafat dan tasawuf itu memiliki hubungan atau keterkaitan satu sama lain.

3.      Aliran Khawarij
Secara etimologi kata Khawarij berasal dari kata Kharaja yang artinya keluar, sedangkan secara terminologi Khawarij merupakan suatu kelompok pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar dari barisan Ali karena kecewa terhadap keputusan Ali yang menerima Tahkim atau Arbitrase Mu’awiyah.
Latar belakang dari doktrin- doktrin Khawarij ialah pada awalnya adalah pengikut setia Ali namun karena Ali menerima Tahkim atau Arbitrase Mu’awiyah mereka kecewa dan memutuskan meninggalkan barisan Ali karena mereka menganggap bahwa itu hanyalah tipu muslihat Mu’awiyah dan mereka beranggapan bahwa kebenaran itu hanya milik Allah SWT semata. Kelompok ini dipimpin oleh Abdullah bin Wahab kemudian mereka memutuskan pergi ke Kuffah sebanyak 12 orang untuk menyusun kekuatan. Adapun doktrindoktrin dari aliran Khawarij yaitu: khalifah harus dipilih oleh seluruh umat islam dan tidak harus yang bersasl dari keturunan Arab, agar mudah untuk diadili apabila berbuat salah, Mereka juga menyatakan bahwa khalifah khulafaurrssyiddin itu sah kkhalifahanya namun yang menyeleweng dianggap kafir dan harus dibunuh, karena menggap dirinya yang paling benar, orang yang diluar golonganya itu dianggap kafir dan halal untuk dibunuh, dan lain-lain.
Khawarij dapat dikatakan radikal karena dua alasan yaitu: kultur mereka atau orang-orang badui (orang-orang yang ekstrim) yaitu apabila mereka sudah memegang suatu keyakinan maka jiwanya sebagai taruhanya. Dan karna IQ mereka yang rendah sehingga dalam menafsirkan Al-Qur’an hanya dengan kemampuan mereka yang dangkal itu. Jumhur ulama menganggap bahwa Khawarij itu orang-orang yang tersesat dalam menafsirkan AL-Qur’an.

4.      Aliran Murjiah
Murjiah diambil dari kata irja yangberarti penundaan atau penangguhan, oleh karena itu Mujiah itu ialah aliran pemikiran atau doktin tentang penangguhan baik dalam dosa besar maupun keputusan kafir-mengkafirkan dan bunuh-membunuh. Latar belakang lahirnya aliran ini dijelaskan dalam beberapa teori yaitu yang pertama ada yang mengatakan bahwa murjiah muncul karena dikembangkan oleh beberapa sahabat yang bertujuan untuk menjamin persatuan dan kesatuan umat muslim ketika terjadi pertikian politik dan juga untuk menghindari sektarianisme. Kemudian teori yang kedua yaitu murjiah muncul karena gerakan politik yang diusung oleh Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah, dia melakukan gerakan politik yang mencoba menanggulangi perpecahan politik sehingga dia masuk dalam golongan murjiah.Dan teori yang terakhir ialah teori yang mengatakan bahwa murjiah muncul bersaman dengan munculnya aliran Khawarij, dan Syi’ah saat peristiwa Tahkim pada perang Siffin antara Ali dan Mu’awiyah. Doktrin-doktrin murjiah yaitu mengenai penangguhan hukum terhadap Ali, Mu’awiyah dan Amr bin Ash, dan adanya pengharapan terhadap pendosa besar yaitu ampunan dari Allah.

5.      Aliran Jabariyah
Aliran jabariyah berasal dari kata jabara yang artinya keterpaksaan, aliran jabariyah itu sendiri merupakan aliran yang fatalis yaitu paham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah ditentukan oleh Qadha dan Qadar Allah. Sehingga dengan demikian karena fatalis maka surga dan eraka sudah digariskan dan ditentukan oleh Allah. Adapun yang mempengaruhi pemikiran jabariyah yaitu: keadaan orang-orang Arab yang dipengaruhi oleh kondisi alam disana, sehingga mereka pasrah dengan keadaan dan yang moderat itu dipengaruhi oleh ahlusunnah, dimana manusia diberi kesempatan untuk berbuat  dan hal ini berpengaruh pada takdir Allah sehingga perbuatan manusia ini akan bertemu dengantakdir Allah. Kelemahan dari aliran jabariyah yaitun jika aliran ini digunakan oleh penguasa akan menjadikan penguasa tersebut kejam dan seenaknya sendiri dalam memerintah dan menanamkan pemikiran pada rakyatnya bahwa perbuatanya adalah kehendak Allah. Aliran jabariyah sekarang ini sudah tidak ada namun pemikiranya sampai saat ini masih ada, contoh: ketika merasa putus asa dan malas belajar, dan ketika kita berjanji dengan mengucap kata InsyaAllah (jika than menghendaki) hal ini sudah mencerminkan sikap dari pemikiran aliran jabariyah.
6.      Aliran Qadariyah
Qadariyah berasal dari kata Qadara yang artinya kemampuan atau kekuatan, sehingga aliran Qadariyah itu merupakan sebuah faham yang menyatakan bahwa perbuatan manusia itu tidak diintervensi oleh  Qadarnya  Allah SWT. Sehingga manusia itu memiliki daya untuk melakukan perbuatan baik atau buruknya sendiri. latar belakang aliran iniialah dari orang-orang Arab yang awalnya berfaham jabariyah maka munculnya aliran paham Qadariyah ini. Hasan Al-Basri yang menyatakan bahwa perbuatan manusia itu dipergunakanya untuk memilih perbuatan baik atau buruk, namun ia tidak menganut aliran Qadariyah. Dan dari peristiwa perang uhud orang islam putus asa kemudian turun Qs. Al-Imran:165), “sebenarnya kekalahan ini dari siapa? Allah: “kekalahan ini wahai Muhammad dari dirimu sendiri”. doktrin dari aliran ini ialah tuhan memberikan kuasa kepada manusia itu untuk dipergunakanya utuk memilih perbuatan baik atau buruk, orang yang melakukan dosa besar bukan kafir tapi fasik, iman itu cukup diyakini dari hati dan ma’rifat itu mengetahui keadilan tuhan.

7.      Aliran Mu’tazilah
Ketika Ali wafat, Mu’awiyah berkata “tidak ada saingan lgi melainkan Hasan dan Husein dan juga berkata bahwa peristiwa Ali dibunuh, perang Siffin ini merupakan ketentuan Allah SWT, dan barang siapa yang tidak menerima ini maka ia tidak beriman kepada Qadha dan Qadar Allah. Kemudian putra Ali dari istri kedua (Khaudah bin Ja’far) yakni Muhammad al-hanafiah menggelar pengajian dimadinah, dan beliau mengatakan bahwa tidak ada Qadha dan Qadar Allah melainkan perilaku
Manusia sendiri lalu ditambahkan oleh seseorang ”tidak ada Qadha dan Qadar Allah melainkan manusia itu sendiri dan Allah baru mengetahui setelah kejadian itu. Kemudian Ibnu Umar tidak terima, lalu Washil bin Atha’ memordernisir bahwa perbuatan manusia itu dari manusia itu sendiri tidak ada Qadha dan Qadar Allah SWT akan tetapi Allah mengetahuinya lalu beliau menjadi pemimpin dan pendiri Mu’tazilah. Adapun doktrin-doktrin dari Mu’tazilah ialah mengenai tauhid, yaitu tentang keesaan Allah maksudnya Allah itu bersih dari sifat (qadim) menurut Mu’tazilah Al-Qur’an itu adalah sesuatu yang baru, Al-Adl: buktinya bahwa Allah tidak menetapkan perbuatanya yakni baik atau buruk, Al-wa’d dan Al-wa’id: Allah terikat dengan janji maksudnya yang jahat akan masuk neraka dan yang baik masuk surga, Al-manzilah bain wal manzilatain: orang mukmin yang melakukan dosa besar tidak disebut kafir atau mukmin yakni disebut fasik, Amar ma’ruf nahi munkar: pentingnya menyerukan kebaikan dan larangan itu sebuah konsekuensi logis agar orang beriman.


8.      Ahlusunnah Waljama’ah
Aliran yang menguasai dunia ada dua yaitu Sunni dan Syi’ah.  Asy’ariyah dan Maturidi adalah madzab dari aliran Ahlusunnah Waljama’ah, doktrinya sama namun hanya sedikit berbeda dalam hal wahyu. Apabila dalam Maturidi peran dari Wahyu tidak terlalu diutamakan namun apabila Asy’ariyah wahyu itu paling diutamkan. Asy’ariyah pisah dari Mu’tazilah karena menganggap Mu’tazilah itu liberal. Mu’tazilah juga tidak mengakui adanya sifat Tuhan, sedangkan Ahlusunnah Waljama’ah itu menganggap bahwa Allah itu memiliki sifat dan dzat yang melekat, misal: Ilmun  itu bukan dzat Allah dan bukan pula diluar dari dzat Allah. Adapun esensi dari Ahlusunnah Waljama’ah itu sendiri ialah orang yang mengikuti Sunnah para sahabat dan pengikutnya. Doktrin dari Ahlusunnah Waljama’ah ialah perbuatan manusia itu bukan dari 100% interpretasi dari tuhan dan bukan 100% dari manusia itu sendiri, namun perbuatan manusia itu  merupakan hasil kerja sama harmonis antara kemampuan manusia yang diberi Allah dan kehendak Tuhan yang bersifat trasenden, dan amal itu merupakan penyempurna dari iman dan iman itu yang meyakini dan diucapkan.

9.      Aliran Syi’ah
Syi’ah dilihat dari bahasa berarti pengikut, pendukung atau partai, sedangkan secara terminologis adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan keagamaanya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW. Syi’ah juga merupakan sekelompok orang pengikut setia Ali. Munculnya Syi’ah itu karena masalah imam atau kepemimpinan, ekstrimnya ketika perang Siffin Syi’ah mulai muncul. Syi’ah pada mulanya adalah partai politik dan akhirnya menjadi madzab atau pemikiran.
Tradisi Syi’ah yang harus menjadi pemimpin adalah anak pertama dan doktrin-doktrin Syi’ah ialah seorang pemimpin itu harus ma”sum atau bersih dan harus dari keturunan Nabi Muhammad SAW. nasabnya dari Fatimah, Wasiah: seorang pemimpin harus berdasarkan wasiat dari pemimpin sebelumnya, Raja’ah: kembalinya seorang pemimpin Syi’ah diakhir Zaman, Taqiyah: menyembunyikan diri atau identitas, maksudnya orang Syi’ah harus menyembunyikan diri ketika ada ancaman. Syiah kemudian terpecah menjadi 25 sekte namun yang berkembang sampai sekarang adalah 12 sekte.


10.  Pemikiran Kalam Aliran Salaf
Salaf itu terdahulu, yaitu menganut ulam-ulama terdahulu pada abad 1-4 H. Setelah abad 4 H, ulama salaf antara lain yaitu Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Maliki dan Hambali. Sedangkan gerakan Salafiyah merupakan gerakan yang bertujuan untuk menghidupkan dan mempertahankan kembali pemikiran Ahmad bin Hambal.
Adapun karakteristik dari ulama salaf atau Salafiyah yaitu mereka lebih mendahulukan naql daripada aql, berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, mereka mengimani Allah tanpa perenungan lebih lanjut, dan mereka memahami Al-Qur’an sesuai dengan makna lahirnya dan tidak berupaya untuk menakwilkanya. Ibnu Taimiyah merujuk pada Hambali karena pemikiran Hambali ini masih murni, karena dalam teologinya tidak dipengaruhi oleh akal. Dan menurut Harun Nasution secara kronologis Salafiyah bermula dari Iman ahmad bin Hambal, lalu ajaranya dikembangkan oleh Ibnu Taimiyah, kemudian disuburkan oleh Imam Muhammad bin Abdul Wahab dan akhirnya berkembang didunia islam.

11.  Aliran Modern
Modernisasi mengandung arti pemikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, dan sebagainya agar semua itu dapat disesuaikan dengan pendapat-pendapat dan keadaan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dab teknologi.
Kontak dunia barat selanjutnya membawa ide-ide baru kedunia islam seprti rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya. Sehingga yang dimaksud dengan pemikiran kalam ulama modern ialah pemikiran kalam diera kemajuan zaman dan teknologi, tokoh-tokohnya yaitu Syekh Muhammad Abduh, Sayyid Ahmad Khan dan Muhammad Iqbal,  pemikiran-pemikiranya sama-sama terfokus pada manusia dan Tuhan. Adapun perbedaan antara Salaf dengan Modern yaitu apabila Salaf tidak memberikan ruang pada akal sedangkan modern itu memberikan kebebasan pada akal. Kemudian antara Modern dan Sekulerisme, apabila Modern itu merupakan pemikiran yang disesuaikan dengan zaman, maksudnya agama itu bisa diselaraskan dengan zaman sedangkan sekulerisme secara bahasa ialah pemisahan antara agama dengan kehidupan dunia, karena agama adalah masalah yang sifatnya pribadi dan masalah dunia adalah umum.
Liberal itu juga memberikan kebebasan yang luas untuk akal namun liberalisme ini juga harus diberi batasan-batasan agar tidak berbahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar