1. Kondisi
Umat Islam Pasca Wafatnya Rasulullah SAW
Perjuangan
Rasulullah SAW dapat dilihat dari perjalanan dakwah beliau dalam menyebarkan
agama Islam. Dakwah Rasulullah SAW
dibagi menjadi 2 periode yaitu pada periode makkah dan periode madinah.
Pada periode Makkah
tantangan yang dihadapi beliau begitu besar dan berat karna banyak sekali
masyarakat Arab yang menentang dakwah beliau. Pada periode Makkah ini dakwah
Rasullullah dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi, beliau berdakwah pada
keluarga dan kerabat-kerabatnya serta sahabat-sahabat dekatnya.
Kemudian beliau melakukan dakwah secara
terang-terangan setelah turunya wahyu yang berisi perinntah dari Allah SWT agar
dakwah dilakukan secara terang-terangan (Qs. Asy’syuara:214-216). Dan kemudian beliau hijrah di madinah, disana
disambut oleh penduduk madina.
Setelah Rasulullah
wafat kaum Anshar dan Muhajirin berdebat mengenai pengganti Rasulullah SAW
sebagai pemimpin umat islam mereka sibuk mencalonkan diri, perdebatan tersebut
dilakukan di balai Tsaqifah. Namun
keputusan akhirnya adalah menyatakan bahwa Abu Bakar As-Shidiq yang dibaiat
menjadi Khalifah pengganti Rasulullah.
Pada kepemimpinan
Abu Bakar As-Shidiq timbul permasalahan-permasalahan antara lain yaitu banyak
orang-orang yang keluar dari Islam (murtad), munculnya nabi-nabi palsu,
perpecahan umat islam sehingga menyebabkan banyak orang yang memerangi islam.
hal ini terjadi mungkin karena abu bakar memimpin pada saat kondisi umat islam
belum stabil sepeninggalan Rasulullah. Karena Abu Bakar lebih sibuk memerangi
asalah diatas sehingga dianggapmenomor duakan menata negara. Kemudian
kepemimpinan digantikan oleh Umar bin Khatabyang dibaiat oleh Abu Bakar saat
sakit keras. Pada saat kepemimpinan Abu Bakar banyak mengalami perkembangan
yaitu seperti pembentukan Baitul Mall.
Hingga pada saat
kepemimpinan Ustman bin Afan
permasalahan yaitu beliau dianggap Nepotisme sehingga menimbulkan kekacauan
politik, kemudian beliau mati dibunuh. Pengganti khalifah Ustman adalah Ali bin
Abi Thalib, karena Ali memegang kepemimpinan dalam kondisi negara ricuh akibat
terbunuhnya Ustman maka banyak yang memberontak Ali sebagai khalifah yang sah
salah satunya yaitu Mu’awiyah, yang berujung pada perang Siffin.
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan Ilmu Kalam dipicu oleh
persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan Utsman bin Affan yang
berbuntut pada penolakan Mu’awiyah atas kekhalifahan Ali bin AbiTalib.. Pada
hakekatnya islam itu bukan hanya menjunujung tinggi akidah dan syari’at, tapi
islam juga menjunjung tinggi tentang pemikiran dan ilmu pengetahuan. Dan
membicarakan sejak kapan persoalan-persoalan ilmu kalam itu muncul sebenarnya
sudah muncul ketika terjadi saling bunuh antara umat muslim.
2. Kerangka
berfikir Aliran-aliran Ilmu Kalam
Perbedaan aspek Ilmu Kalam
dipengaruhi metode berfikir. Adapun secara garis besarnya metode berfikir ilmu
kalam dibagi menjadi dua, yaitu rasional dan tradisional.
Rasional itu hanya terkait pada teks, dogma-dogma wahyu Al-Qur’an yaang
bersifat qat’i ( ayat yang secara tafsir saja sudah bisa dipahami atau tidak
mengubah maknanya, kebebasan manusia, memberi keleluasaan pada peran akal.
Apabila tradisional terkait dengan dogma-dogma Al-Qur’an ayat-ayat bersifat
dzonni (ayat yang artinya berbeda dengan teks tersebut), tidak memberi
keleluasaan pada manusia, dan mempersempit peran akal.
Disamping, pengategorian teologi rasional dan tradisional, dikenal pula
akibat adanya perbedaan kerangka berfikir dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kalam yaitu: Antroposentris
merupakan hakekat realitas yang trasenden yang bersifat intrakosmos maksudnya
ada yang natural da supranatural hal ini diyakini oleh aliran Mu’tazilah,
Qadariyah dan Syi’ah. kemudian metode Tosentris merupakan hakekat
realitas yang trasenden yang bersifat suprakosmos, personal, dan ketuhanan
maksudnya Tuhan sebagai pencipta semua alam dan harus berkarya hanya untuk-Nya.
Metode Konvergensi yaitu merupakan hakekat realitas yang trasenden yang
bersifat personal dan Imprsonal maksudnya ada supra dan kosmos, lahut dan
nashut, makhluk dan tuhan, baik dan jahat, lenyap dan abadi, tampak dan abstrak
serta sifat lainya yang bersifat diatomik. Metode Nehilis merupakan aliran yang
menganggap bahwa hakikat realitas yang trasenden hanyalah ilusi, sehingga
menolak dikotomi tuhan yang mutlak dan kemampuan atau kekuatan manusia itu
terletak pada kecerdikan manusia sendiri sehingga mampu melakukan yang terbaik
dari tawaran yang terburuk serta kemampuan manusia itu tergantung pada
kecerdasan manusia itu sendiri. ilmu kalam, filsafat dan tasawuf itu memiliki
hubungan atau keterkaitan satu sama lain.
3.
Aliran
Khawarij
Secara etimologi kata Khawarij berasal dari kata Kharaja yang artinya keluar, sedangkan secara terminologi Khawarij
merupakan suatu kelompok pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar dari barisan
Ali karena kecewa terhadap keputusan Ali yang menerima Tahkim atau Arbitrase Mu’awiyah.
Latar belakang dari doktrin-
doktrin Khawarij ialah pada awalnya adalah pengikut setia Ali namun karena Ali
menerima Tahkim atau Arbitrase Mu’awiyah mereka kecewa dan
memutuskan meninggalkan barisan Ali karena mereka menganggap bahwa itu hanyalah
tipu muslihat Mu’awiyah dan mereka beranggapan bahwa kebenaran itu hanya milik
Allah SWT semata. Kelompok ini dipimpin oleh Abdullah bin Wahab kemudian mereka
memutuskan pergi ke Kuffah sebanyak 12 orang untuk menyusun kekuatan. Adapun
doktrindoktrin dari aliran Khawarij yaitu: khalifah harus dipilih oleh seluruh
umat islam dan tidak harus yang bersasl dari keturunan Arab, agar mudah untuk
diadili apabila berbuat salah, Mereka juga menyatakan bahwa khalifah
khulafaurrssyiddin itu sah kkhalifahanya namun yang menyeleweng dianggap kafir
dan harus dibunuh, karena menggap dirinya yang paling benar, orang yang diluar
golonganya itu dianggap kafir dan halal untuk dibunuh, dan lain-lain.
Khawarij dapat dikatakan radikal karena dua alasan
yaitu: kultur mereka atau orang-orang badui (orang-orang yang ekstrim) yaitu
apabila mereka sudah memegang suatu keyakinan maka jiwanya sebagai taruhanya.
Dan karna IQ mereka yang rendah sehingga dalam menafsirkan Al-Qur’an hanya
dengan kemampuan mereka yang dangkal itu. Jumhur ulama menganggap bahwa
Khawarij itu orang-orang yang tersesat dalam menafsirkan AL-Qur’an.
4.
Aliran
Murjiah
Murjiah diambil dari kata irja
yangberarti penundaan atau penangguhan, oleh karena itu Mujiah itu ialah aliran
pemikiran atau doktin tentang penangguhan baik dalam dosa besar maupun
keputusan kafir-mengkafirkan dan bunuh-membunuh. Latar belakang lahirnya aliran
ini dijelaskan dalam beberapa teori yaitu yang pertama ada yang mengatakan
bahwa murjiah muncul karena dikembangkan oleh beberapa sahabat yang bertujuan untuk
menjamin persatuan dan kesatuan umat muslim ketika terjadi pertikian politik
dan juga untuk menghindari sektarianisme. Kemudian teori yang kedua yaitu
murjiah muncul karena gerakan politik yang diusung oleh Al-Hasan bin Muhammad
Al-Hanafiyah, dia melakukan gerakan politik yang mencoba menanggulangi
perpecahan politik sehingga dia masuk dalam golongan murjiah.Dan teori yang
terakhir ialah teori yang mengatakan bahwa murjiah muncul bersaman dengan
munculnya aliran Khawarij, dan Syi’ah saat peristiwa Tahkim pada perang Siffin antara Ali dan Mu’awiyah. Doktrin-doktrin
murjiah yaitu mengenai penangguhan hukum terhadap Ali, Mu’awiyah dan Amr bin
Ash, dan adanya pengharapan terhadap pendosa besar yaitu ampunan dari Allah.
5.
Aliran
Jabariyah
Aliran jabariyah berasal dari
kata jabara yang artinya
keterpaksaan, aliran jabariyah itu sendiri merupakan aliran yang fatalis yaitu
paham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah ditentukan oleh Qadha dan
Qadar Allah. Sehingga dengan demikian karena fatalis maka surga dan eraka sudah
digariskan dan ditentukan oleh Allah. Adapun yang mempengaruhi pemikiran
jabariyah yaitu: keadaan orang-orang Arab yang dipengaruhi oleh kondisi alam
disana, sehingga mereka pasrah dengan keadaan dan yang moderat itu dipengaruhi
oleh ahlusunnah, dimana manusia diberi kesempatan untuk berbuat dan hal ini berpengaruh pada takdir Allah
sehingga perbuatan manusia ini akan bertemu dengantakdir Allah. Kelemahan dari
aliran jabariyah yaitun jika aliran ini digunakan oleh penguasa akan menjadikan
penguasa tersebut kejam dan seenaknya sendiri dalam memerintah dan menanamkan
pemikiran pada rakyatnya bahwa perbuatanya adalah kehendak Allah. Aliran
jabariyah sekarang ini sudah tidak ada namun pemikiranya sampai saat ini masih
ada, contoh: ketika merasa putus asa dan malas belajar, dan ketika kita
berjanji dengan mengucap kata InsyaAllah (jika than menghendaki) hal ini sudah
mencerminkan sikap dari pemikiran aliran jabariyah.
6.
Aliran
Qadariyah
Qadariyah berasal dari kata Qadara yang artinya kemampuan atau kekuatan, sehingga aliran
Qadariyah itu merupakan sebuah faham yang menyatakan bahwa perbuatan manusia
itu tidak diintervensi oleh
Qadarnya Allah SWT. Sehingga
manusia itu memiliki daya untuk melakukan perbuatan baik atau buruknya sendiri.
latar belakang aliran iniialah dari orang-orang Arab yang awalnya berfaham
jabariyah maka munculnya aliran paham Qadariyah ini. Hasan Al-Basri yang
menyatakan bahwa perbuatan manusia itu dipergunakanya untuk memilih perbuatan
baik atau buruk, namun ia tidak menganut aliran Qadariyah. Dan dari peristiwa
perang uhud orang islam putus asa kemudian turun Qs. Al-Imran:165), “sebenarnya
kekalahan ini dari siapa? Allah: “kekalahan ini wahai Muhammad dari dirimu
sendiri”. doktrin dari aliran ini ialah tuhan memberikan kuasa kepada manusia
itu untuk dipergunakanya utuk memilih perbuatan baik atau buruk, orang yang
melakukan dosa besar bukan kafir tapi fasik, iman itu cukup diyakini dari hati
dan ma’rifat itu mengetahui keadilan tuhan.
7.
Aliran
Mu’tazilah
Ketika Ali wafat, Mu’awiyah
berkata “tidak ada saingan lgi melainkan Hasan dan Husein dan juga berkata
bahwa peristiwa Ali dibunuh, perang Siffin ini merupakan ketentuan Allah SWT,
dan barang siapa yang tidak menerima ini maka ia tidak beriman kepada Qadha dan
Qadar Allah. Kemudian putra Ali dari istri kedua (Khaudah bin Ja’far) yakni
Muhammad al-hanafiah menggelar pengajian dimadinah, dan beliau mengatakan bahwa
tidak ada Qadha dan Qadar Allah melainkan perilaku
Manusia sendiri lalu ditambahkan
oleh seseorang ”tidak ada Qadha dan Qadar Allah melainkan manusia itu sendiri
dan Allah baru mengetahui setelah kejadian itu. Kemudian Ibnu Umar tidak
terima, lalu Washil bin Atha’ memordernisir bahwa perbuatan manusia itu dari
manusia itu sendiri tidak ada Qadha dan Qadar Allah SWT akan tetapi Allah
mengetahuinya lalu beliau menjadi pemimpin dan pendiri Mu’tazilah. Adapun
doktrin-doktrin dari Mu’tazilah ialah mengenai tauhid, yaitu tentang keesaan
Allah maksudnya Allah itu bersih dari sifat (qadim) menurut Mu’tazilah Al-Qur’an
itu adalah sesuatu yang baru, Al-Adl: buktinya bahwa Allah tidak menetapkan
perbuatanya yakni baik atau buruk, Al-wa’d dan Al-wa’id: Allah terikat dengan
janji maksudnya yang jahat akan masuk neraka dan yang baik masuk surga,
Al-manzilah bain wal manzilatain: orang mukmin yang melakukan dosa besar tidak
disebut kafir atau mukmin yakni disebut fasik, Amar ma’ruf nahi munkar:
pentingnya menyerukan kebaikan dan larangan itu sebuah konsekuensi logis agar
orang beriman.
8.
Ahlusunnah
Waljama’ah
Aliran yang menguasai dunia ada dua yaitu Sunni dan
Syi’ah. Asy’ariyah dan Maturidi adalah
madzab dari aliran Ahlusunnah Waljama’ah, doktrinya sama namun hanya sedikit
berbeda dalam hal wahyu. Apabila dalam Maturidi peran dari Wahyu tidak terlalu
diutamakan namun apabila Asy’ariyah wahyu itu paling diutamkan. Asy’ariyah
pisah dari Mu’tazilah karena menganggap Mu’tazilah itu liberal. Mu’tazilah juga
tidak mengakui adanya sifat Tuhan, sedangkan Ahlusunnah Waljama’ah itu
menganggap bahwa Allah itu memiliki sifat dan dzat yang melekat, misal: Ilmun itu bukan dzat Allah dan bukan pula diluar
dari dzat Allah. Adapun esensi dari Ahlusunnah Waljama’ah itu sendiri ialah
orang yang mengikuti Sunnah para sahabat dan pengikutnya. Doktrin dari
Ahlusunnah Waljama’ah ialah perbuatan manusia itu bukan dari 100% interpretasi
dari tuhan dan bukan 100% dari manusia itu sendiri, namun perbuatan manusia
itu merupakan hasil kerja sama harmonis
antara kemampuan manusia yang diberi Allah dan kehendak Tuhan yang bersifat
trasenden, dan amal itu merupakan penyempurna dari iman dan iman itu yang
meyakini dan diucapkan.
9.
Aliran
Syi’ah
Syi’ah dilihat dari bahasa
berarti pengikut, pendukung atau partai, sedangkan secara terminologis adalah
sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan keagamaanya selalu merujuk
pada keturunan Nabi Muhammad SAW. Syi’ah juga merupakan sekelompok orang
pengikut setia Ali. Munculnya Syi’ah itu karena masalah imam atau kepemimpinan,
ekstrimnya ketika perang Siffin Syi’ah mulai muncul. Syi’ah pada mulanya adalah
partai politik dan akhirnya menjadi madzab atau pemikiran.
Tradisi Syi’ah yang harus
menjadi pemimpin adalah anak pertama dan doktrin-doktrin Syi’ah ialah seorang
pemimpin itu harus ma”sum atau bersih
dan harus dari keturunan Nabi Muhammad SAW. nasabnya dari Fatimah, Wasiah:
seorang pemimpin harus berdasarkan wasiat dari pemimpin sebelumnya, Raja’ah:
kembalinya seorang pemimpin Syi’ah diakhir Zaman, Taqiyah: menyembunyikan diri
atau identitas, maksudnya orang Syi’ah harus menyembunyikan diri ketika ada
ancaman. Syiah kemudian terpecah menjadi 25 sekte namun yang berkembang sampai
sekarang adalah 12 sekte.
10. Pemikiran Kalam Aliran Salaf
Salaf itu terdahulu, yaitu
menganut ulam-ulama terdahulu pada abad 1-4 H. Setelah abad 4 H, ulama salaf
antara lain yaitu Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Maliki dan Hambali. Sedangkan
gerakan Salafiyah merupakan gerakan yang bertujuan untuk menghidupkan dan mempertahankan
kembali pemikiran Ahmad bin Hambal.
Adapun karakteristik dari ulama
salaf atau Salafiyah yaitu mereka lebih mendahulukan naql daripada aql,
berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, mereka mengimani Allah tanpa
perenungan lebih lanjut, dan mereka memahami Al-Qur’an sesuai dengan makna
lahirnya dan tidak berupaya untuk menakwilkanya. Ibnu Taimiyah merujuk pada
Hambali karena pemikiran Hambali ini masih murni, karena dalam teologinya tidak
dipengaruhi oleh akal. Dan menurut Harun Nasution secara kronologis Salafiyah
bermula dari Iman ahmad bin Hambal, lalu ajaranya dikembangkan oleh Ibnu
Taimiyah, kemudian disuburkan oleh Imam Muhammad bin Abdul Wahab dan akhirnya
berkembang didunia islam.
11. Aliran Modern
Modernisasi mengandung arti
pemikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat,
dan sebagainya agar semua itu dapat disesuaikan dengan pendapat-pendapat dan
keadaan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dab teknologi.
Kontak dunia barat selanjutnya membawa ide-ide baru
kedunia islam seprti rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya.
Sehingga yang dimaksud dengan pemikiran kalam ulama modern ialah pemikiran
kalam diera kemajuan zaman dan teknologi, tokoh-tokohnya yaitu Syekh Muhammad
Abduh, Sayyid Ahmad Khan dan Muhammad Iqbal,
pemikiran-pemikiranya sama-sama terfokus pada manusia dan Tuhan. Adapun
perbedaan antara Salaf dengan Modern yaitu apabila Salaf tidak memberikan ruang
pada akal sedangkan modern itu memberikan kebebasan pada akal. Kemudian antara
Modern dan Sekulerisme, apabila Modern itu merupakan pemikiran yang disesuaikan
dengan zaman, maksudnya agama itu bisa diselaraskan dengan zaman sedangkan
sekulerisme secara bahasa ialah pemisahan antara agama dengan kehidupan dunia,
karena agama adalah masalah yang sifatnya pribadi dan masalah dunia adalah
umum.
Liberal itu juga memberikan kebebasan yang luas
untuk akal namun liberalisme ini juga harus diberi batasan-batasan agar tidak
berbahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar