tugas kuliah barang kali bermanfaat ;)
TUGAS MAKALAH TASAWUF
WAWANCARA TOKOH TAREKAT
NAQSABANDIYAH QALIDIYAH PONDOK AL-MANSUR KLATEN
Makalah ini Disusun Guna Melengkapi
Tugas Mata Kuliah Tasawuf
Dosen : Nurrohman, S.ud., M.Hum.
Anggota Kelompok :
Dani Rohman (145131091)
Irfan Aditya Candra (145131)
Muhammad Gufron (145131)
Azwar Rakhman (145131)
Oleh :
Dani Rohman (145131091)
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
2015
Pendahuluan
Kami seluruh anggota kelompok
pertama-tama mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT karena-Nya lah kami
dapat melakukan kegiatan ini dengan lancar tanpa hambatan suatu apapun, kepada
bapak Nurrohman, S.Ud, M. Hum. Selaku dosen tasawuf yang telah memberikan tugas
yang amat bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswa serta bimbinganya dan
pengajaranya selama kuliah sehingga kami mendapat banyak pelajaran dan ilmu
yang dapat kita ambil dan berguna hingga masa depan semoga menjadi amal jariyah
dari Allah SWT, kepada bapak Yusuf Effendi selaku narasumber yang telah
bersedia kami wawancara dan memberikan jawaban yang amat membantu dan
memuaskan, kepada pengurus pondok putra Al-Mansur yang telah menyambut kami
dengan baik dan memberikan fasilitas tempat serta mempertemukan kami dengan narasumber
sehingga kami dapat melakukan wawancara secara langsung.
Guna melaksanakan tugas penelitian mata
kuliah tasawuf, kelompok kami mengnjungi pondok pesantren Al-Mansur
Popongan,Klaten pada tanggal 29 Juni 2016 atau bertepatan dengan 24 Ramadhan
1437 H. Tujuan kami ke pondok tersebut adalah untuk mengetahui kegiatan –
kegiatan yang dilakukan oleh tarekat naqsabandiyah qalidiyah di pondok
al-mansur tersebut dengan melakukan wawancara kepada pemimpinnya (mursyid)
secara langsung namun, karena sang mursyid berhalangan kami menghubungi
pengurus pondok al-mansur untuk meminta bantuan. Akhirnya kami di pertemukan
oleh seorang anggota tarekat yang sudah dibaiat dan juga salah satu orang
kepercayaan mursyid yang sebelumnya. Beliau bernama Yusuf effendi dan kami
melakukan wawancara di pondok putra al-mansur bersama beliau secara langsung.
Dalam kegiatan ini kami mendapat banyak sekali ilmu dan pengetahuan dari pondok
tersebut meskipun sang narasumber tidak menjawab pertanyaan kami karena alasan
yang berhak menjelaskannya adalah mursyid. Kami hanya melakukan wawancara
seputar tarekat naqsabandiyah qalidiyah dan tidak membahas pondok al-mansur
tersebut. Walaupun banyak kekurangan dalam penelitian kami dikarenakan
keterbatasan kami juga karena kami masih dalam tahap belajar namun, kami telah
berusaha secara maksimal untuk mengerjakan tugas ini dan ini adalah hasilnya
yang semoga bermafaat bagi setiap pembaca. Kami mohon maaf atas setiap
kekurangan dan terimakasih atas perhatian dan dukunganya.
Pembahasan
1.
Sejarah Tarekat
Naqsabandiyah Qalidiyah di pondok Al-Mansur Desa Popongan,Klaten
Tarekat
Naqsabandiyah Qalidiyah dibawa dan diajarkan oleh KH. Muhammad Mansur yang
berasal dari Mranggen, Demak, Jawa Tengah dia dikenal masyarakat dengan mbah
Mansur juga sebagai pendiri pondok Al-Mansur Popongan. Beliau putra Muhammad
Abdul Hadi Giri Kusumo yang juga seorang mursyid di daerah Mranggen, Demak. Ia
diperintahkan oleh ayahnya Hadi Giri Kusumo untuk pergi ke arah selatan
akhirnya ia ditempatkan di Jamsaren, Solo untuk belajar. Namun ia diperintahkan
untuk berpindah kearah yang lebih selatan lagi hingga sampai ke Popongan, Klaten.
Mbah Mansur menikah dengan nyai Maryam putri dari tokoh masyarakat yang bernama
mbah Fadil. Kemudian medirikan pondok ( tarekat ) yang sekarang masuk dalam komplek
pondok Al-Mansur dikenal dengan pondok sepuh pada tahun 1926 M. Pada tahun yang
sama di bangunlah masjid di desa Popongan, Klaten dengan nama masjid Al-Mansur.
Pondok tersebut adalah pondok tertua yang terdapat di Klaten. Setelah mbah
Mansur wafat pada tahun 1955 M dan diganti oleh cucunya yaitu mbah Salman dan
sekarang di pegang oleh Multazam atau masyarakat sekitar memanggilnya gus
Tazam.
2.
Ritual
Tujuan tarekat menurut Yusuf Effendi seorang anggota
tarekat Naqsabandiyah Qalidiyah adalah mendekatkan diri kepada Allah untuk
menenangkan hati dengan cara dzikir. Menurutnya semua anggota badan manusia
dapat digunakan untuk berdzikir.
Dalam tarekat Naqsabandiyah Qalidiyah Popongan
terdapat mursyid sebagai seorang guru, pemimpin yang harus dipatuhi dan
memimpin setiap ritual, mursyid dipilih dari ketrunan mursyid pula. Mursyid
mempunyai badal adalah seorang wakil dari muryid orang yang dipercaya mursyid
untuk menjadi tangan kanannya dan
dipilih oleh sang mursyid sendiri diambil dari anggota tarekat yang
telah dibaiat.
Tarekat Naqsabandiyah Qalidiyah Popongan menggelar
ritual / sebanyak 4 kali dalam satu tahun pada bulan Romadhon, Maulid, Muharam
(Suro), dan pada bulan Rajab. Waktu pelaksanaan 10 hari setiap ritual dan harus
puasa selama 10 hari atau 20 hari tergantung mursyid yang menenukan. Juga
dilarang makan dari makhluk yang bernyawa dan menggunakan moto (penyedap rasa)
dalam setiap masakan. Mereka melakukan ritual pada awal bulan namun juga bisa
diundur jika pada hari tersebut bertepatan dengan hari tertentu semisal haulnya
mursyid yang telah meninggal.
Peserta ritual adalah anggota tarekat yang telah
dibaiat. Baiat hanya bisa dilakukan oleh seorang mursyid saja dengan cara :
a. Orang yang akan dibaiat harus menghadap
langsung kepada mursyid ( sowan mursyid )
b. Biasanya mursyid akan memerintahkan mandi
taubat dan juga sholat taubat.
c. Peserta baiat akan mendapat doa khusus
dari mursyid.
d. Mursyid akan melakukan ritual bertempat
di pondok sepuh komplekpondok al-masur untuk mengetahui apakah peserta tersebut
diijinkan memasuki tarekat tersebut atau tidak.
3.
Pandangan dan
sikap dalam menghadapi perbedaan
Walaupun mereka menginduk pada organisasi NU namun
mereka terbuka dengan semua organisasi yang lain baik Muhammadiyah, HTI,
Persis, dan yang lainya. Dalam penentuan hari besar mereka juga mengikuti NU
termasuk dalam penentuan awal Romadhon dan 1 Syawal yang sejalan dengan
pemerintah.
Dalam memandang perbedaan atau kelompok yang tidak
sepaham dengan mereka ( tarekat Naqsabandiyah Qalidiyah ) mereka tidak terlalu
ikut campur bahkan jika ada yang membid’ah kan ajaran, ritual mereka, mereka
tidak akan menanggapi karena prinsip mereka adalah menghormati kepercayaan
orang lain. Ketika disinggung tentang masalah seorang kyai yang ceramah
digereja, mereka menjelaskan itu adalah untuk persatuan seperti apa yang telah
di sampaikan oleh Gusdur.
Sedang ketika mereka jika menghadapi kelompok –
kelompok yang di anggap sesat mereka akan memastikan terlebih dahulu apakah
kelompok itu benar-benar tidak sesuai dengan ajaran Islam dan berbahaya bagi
umat Islam maka mereka dengan tegas akan menolak. Begitu pula terhadap
kelompok-kelompok ekstrim yang berpaham radikal terutama bagi generasi muda
saran mereka adalah berhati-hati dalam bergaul.
4.
Nasihat bagi para
Mahasiswa.
Kami mendapat nasihat ini dari yusuf effendi ( mas
yusuf) berpesan agar para mahasiswa tidak ikut-ikutan dalam melakukan sesuatu
tanpa mengetahui tujuannya secara pasti. Lebih baik menjadi diri sendiri tanpa
mengikuti orang lain yang belum tentu lebih baik dari kita. tekuni bidang yang telah di pilih dan fokus agar
mendapatkan hasil maksimal, belajarlah bukan hanya untuk diri sendiri agar
berguna untuk orang lain. Majukan agama dan bangsa dengan ilmu yang kau miliki
bukan hanya dengan semangat namun juga harus mempunyai pedoman ilmu.
5.
Tanggapan saya
( Dani Rohman)
Menurut saya banyak sekali pelajaran yang dapat kita
ambil dari perjalanan tarekat Naqsabandiyah Qalidiyah ( KH Mansur ) hingga
mampu mendirikan pondok pesantren Al-Mansur Popongan. Juga ajaran mereka yang
tidak suka menyalah-nyalahkan kelompok lain seperti saat sekarang ini banyak
sekali kelompok/organisasi yang menolak persatuan hanya karena masalah yang
seharusnya tidak perlu dipermasalahkan , hal yang sangat diperlukan agar semua
umat Islam di Indonesia ini dapat bersatu. Sehingga Islam tidak lagi dipandang
negatif dan suka bercerai-berai.
Penutup
a.
Kesan
Tarekat Naqsabandiyah Qalidiyah Klaten sangat
terbuka terhadap orang luar . begitu yang kami alami saat mengujungi pesantren
Al-Mansur Popongan. Begitu banyak hal-hal yang bermanfaat yang kami dapat
terlepas tugas yang kami lakukan. Mulai dari sikap warga setempat, para
pengurus pondok pesantren, narasumber, dan yang lainya yang begitu baik dalam
menerima kami . mungkin ini semua tak terlepas dari pondok pesantren dan
tarekat yang membina masyarakat di daerah tersebut. Kami seluruh anggota
kelompok mengucapkan banyak terima kasih kepada pondok pesantren Al-Mansur
Popongan dan tarekat Naqsabandiyah Qalidiyah Popongan Klaten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar