LANJUTAN..
BIOGRAI BELIAU
(RASULULLAH SAW) SECARA GLOBAL SEBELUM KENABIAN
Nabi SAW telah menghimpun sekian
banyak kelebihan dari berbagai lapisan manusia selama pertumbuhan beliau.
Beliau menjadi seorang sosok yang unggul dalam pemikiran yang jitu, pandangan
yang lurus, mendapat sanjungan karena kecerdikan, kelurusan pemikiran,
pencarian sarana dan tujuan. Beliau lebih suka berdiam lama-lama untuk
mengamati, memusatkan pemikiran dan menggali kebenaran. Dengan akalnya beliau
mengamati negerinya. Dengan fitrahnya yang suci beliau mengamati
lembaran-lembaran kehidupan, keadaan manusia dari berbagai golongan.
Beliau merasa risih terhadap
khurafat dan menghindarinya . beliau berhubungan dengan manusia, dengan
mempertimbangkan keadaan dirinya dan keadaan mereka. Selagi mendapatkan yang
baik, maka beliau bersekutu di dalamnya. Jika tidak, maka beliau lebih suka
dengan kesendiriannya. Beliau tidak minum khamar, tidak mau makan daging hewan
yang disembelih untuk dipersembahkan kepada berhala, tidak mau menghadiri
upacara atau pertemuan untuk menyembah patung. Bahkan sejak kecil beliau
senantiasa menghindari jenis penyembahan yang batil ini, sehingga tidak ada
sesuatu yang lebih beliau benci selain penyembahan kepada patung-patung ini,
dan hampir-hampir beliau tidak sanggup menahan kesabaran tatkala mendengar
sumpah yang disampaikan kepada Lata dan Uzza.
Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW pernah bersabda,” tidak pernah terlintas dalam benakku suatu
keinginanku untuk mengikuti kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah
kecuali hanya dua kali. Namun, kemudian Allan ta’ala menjadi penghalang antara diriku dengan keninginan itu.
Setelah itu aku tidak lagi berkeinginan sedikitpun hingga Allah ta’ala memuliakan aku dengan risalah-Nya.
Suatu malam aku pernah berkata kepada seorang pemuda yang sedang menggembala
kambing bersamaku di suatu bukit di Mekkah ,’ Awasilah kambing-kambing
gembalaanku, karena aku hendak masuk Mekkah dan hendak mengobrol di sana
seperti yang dilakukan para pemuda yang lain.’rekanku itu berkata,’ Aku akan
melaksanakanya.’ Maka aku pergi. Di samping rumah pertamayang kulewati di
Mekkah, aku mendengar suara tabuhan rebana. Aku bertanya,’ada apa
ini?’orang-orang menjawab,”pesta pernikahan fulan dan fulanah.”
Aku ikut duduk-duduk disana dan
mendengarkan. Namun, Allah ta’ala menutup
telingaku dan aku langsung tertidur, hingga aku terbangun sengatan matahari
besok harinya. Aku kembali menemui rekanku dan dia langsung menanyakan
keadaanku, maka aku mengabarkan apa yang terjadi. Pada malam lainnya aku berkata
seperti itu pula dan berbuat hal yang sama. Namun, lagi-lagi aku mengalami
kejadian yang sama seperti malam sebelumnya. Maka setelah itu aku tidak lagi
ingin berbuat hal yang buruk.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari
Jabir bin Abdullah ra, yang berkata,”Tatkala Ka’bah sedang direnovasi,
Rasulullah SAW ikut bergabung bersama Abbas mengambil batu. Abbas berkata
kepada beliau,’angkatlah jubahmu hingga ke atas lutut agar engkau tidak terluka
oleh batu.’ Namun, karena itu beliau justru terjerembab ketanah. Maka beliau
menghujamkan pandangan ke langit, kemudian bersabda,’ ini gara-gara jubahku,
ini gara-gara jubahku.’ Lalu beliau mengikatkan jubahnya. Dalam riwayat lain
disebutkan bahwa beliau setelah itu tidak pernah terlihat beliau menampakkan
auratnya.
Rasulullah SAW juga menonjol di
tengah kaumnya karena perkataan yang lemah lembut, akhlaknya yang utama,
sifat-sifatnya yang mulia. Beliau adalah orang yang paling utama kepribadianya
di tengah kaumnya,paling bagus akhlaknya, paling lemah lembut, paling jujur perkataanya,
paling terjaga jiwanya, paling terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, paling
banyak menepati janji, paing bisa dipercaya hingga mereka menjuluki Al-Amin,
karena beliau menghimpun suatu keadaan yang baik dan sifat-sifat yang diridhai
orang lain.
Keadaan beliau juga
digambarkan Ummul Mukminin, yaitu
Khadijah binti Khuwalid ra, beliau membawa bebannya sendiri, member orang
miskin, menjamu tamu, dan menolong siapapun yang hendak menegkakan kebenaran.
Bersambung…………..(
Beberapa peta keadaan pada zaman dahulu)
sumber ;
Al-Rahiq
Al-Makhtum (Sirah Nabawiyah Sejarah Hidup Nabi Muhammad)
Karya : Syaikh
Safiyyurrahman Al-Mubarakfuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar