Jumat, 09 September 2016

SIRAH NABAWIYAH ( edisi 12 )

LANJUTAN..


BIOGRAI BELIAU (RASULULLAH SAW) SECARA GLOBAL SEBELUM KENABIAN
Nabi SAW telah menghimpun sekian banyak kelebihan dari berbagai lapisan manusia selama pertumbuhan beliau. Beliau menjadi seorang sosok yang unggul dalam pemikiran yang jitu, pandangan yang lurus, mendapat sanjungan karena kecerdikan, kelurusan pemikiran, pencarian sarana dan tujuan. Beliau lebih suka berdiam lama-lama untuk mengamati, memusatkan pemikiran dan menggali kebenaran. Dengan akalnya beliau mengamati negerinya. Dengan fitrahnya yang suci beliau mengamati lembaran-lembaran kehidupan, keadaan manusia dari berbagai golongan.
Beliau merasa risih terhadap khurafat dan menghindarinya . beliau berhubungan dengan manusia, dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dan keadaan mereka. Selagi mendapatkan yang baik, maka beliau bersekutu di dalamnya. Jika tidak, maka beliau lebih suka dengan kesendiriannya. Beliau tidak minum khamar, tidak mau makan daging hewan yang disembelih untuk dipersembahkan kepada berhala, tidak mau menghadiri upacara atau pertemuan untuk menyembah patung. Bahkan sejak kecil beliau senantiasa menghindari jenis penyembahan yang batil ini, sehingga tidak ada sesuatu yang lebih beliau benci selain penyembahan kepada patung-patung ini, dan hampir-hampir beliau tidak sanggup menahan kesabaran tatkala mendengar sumpah yang disampaikan kepada Lata dan Uzza.
Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,” tidak pernah terlintas dalam benakku suatu keinginanku untuk mengikuti kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah kecuali hanya dua kali. Namun, kemudian Allan ta’ala menjadi penghalang antara diriku dengan keninginan itu. Setelah itu aku tidak lagi berkeinginan sedikitpun hingga Allah ta’ala memuliakan aku dengan risalah-Nya. Suatu malam aku pernah berkata kepada seorang pemuda yang sedang menggembala kambing bersamaku di suatu bukit di Mekkah ,’ Awasilah kambing-kambing gembalaanku, karena aku hendak masuk Mekkah dan hendak mengobrol di sana seperti yang dilakukan para pemuda yang lain.’rekanku itu berkata,’ Aku akan melaksanakanya.’ Maka aku pergi. Di samping rumah pertamayang kulewati di Mekkah, aku mendengar suara tabuhan rebana. Aku bertanya,’ada apa ini?’orang-orang menjawab,”pesta pernikahan fulan dan fulanah.”
Aku ikut duduk-duduk disana dan mendengarkan. Namun, Allah ta’ala menutup telingaku dan aku langsung tertidur, hingga aku terbangun sengatan matahari besok harinya. Aku kembali menemui rekanku dan dia langsung menanyakan keadaanku, maka aku mengabarkan apa yang terjadi. Pada malam lainnya aku berkata seperti itu pula dan berbuat hal yang sama. Namun, lagi-lagi aku mengalami kejadian yang sama seperti malam sebelumnya. Maka setelah itu aku tidak lagi ingin berbuat hal yang buruk.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra, yang berkata,”Tatkala Ka’bah sedang direnovasi, Rasulullah SAW ikut bergabung bersama Abbas mengambil batu. Abbas berkata kepada beliau,’angkatlah jubahmu hingga ke atas lutut agar engkau tidak terluka oleh batu.’ Namun, karena itu beliau justru terjerembab ketanah. Maka beliau menghujamkan pandangan ke langit, kemudian bersabda,’ ini gara-gara jubahku, ini gara-gara jubahku.’ Lalu beliau mengikatkan jubahnya. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa beliau setelah itu tidak pernah terlihat beliau menampakkan auratnya.
Rasulullah SAW juga menonjol di tengah kaumnya karena perkataan yang lemah lembut, akhlaknya yang utama, sifat-sifatnya yang mulia. Beliau adalah orang yang paling utama kepribadianya di tengah kaumnya,paling bagus akhlaknya, paling lemah lembut, paling jujur perkataanya, paling terjaga jiwanya, paling terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, paling banyak menepati janji, paing bisa dipercaya hingga mereka menjuluki Al-Amin, karena beliau menghimpun suatu keadaan yang baik dan sifat-sifat yang diridhai orang lain.
Keadaan beliau juga digambarkan  Ummul Mukminin, yaitu Khadijah binti Khuwalid ra, beliau membawa bebannya sendiri, member orang miskin, menjamu tamu, dan menolong siapapun yang hendak menegkakan kebenaran.

 Bersambung…………..( Beberapa peta keadaan pada zaman dahulu)   
sumber ;
Al-Rahiq Al-Makhtum (Sirah Nabawiyah Sejarah Hidup Nabi Muhammad)
Karya : Syaikh Safiyyurrahman Al-Mubarakfuri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar