Sabtu, 14 Januari 2017

SEJARAH HUKUM BANK SYARIAH DI INDONESIA



Sejarah hukum bank syariah di indonesia
1.      Paket desember th 83 bank bunga 0%
2.      Paket oktober th 88
3.      Mui  membentuk  kelompok kerja untuk mendirikan bank islam
4.      Tahun 91 mui membentuk bmi
5.      Uu no 7 tahun 92
6.      Bmi secara efektif beroprasi tahun 92
7.      Pp no 72 tahun 92 bank berdasarkan prinsip bagi hasil
8.      Amandemen uu no 7 th 92 menjadi uu no 10 th 1998 yang lebih lengkap
9.      Dpr mengesahkan uu no 21 th 2008 tentang perbankan syariah
Aspek hokum
Pengertian hokum “perangkat kaidah dalam peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yng mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat berbangsa dna bernegara, yang dibuat oleh pemerintah bersifat memaksa dan mengikat berisi larangan dan perintah yang wajib dipatuhi dan ada sanksi yang tegas bagi pelanggarnya (pidana,perdata,dan administrasi) serta mewujudkan keamanan dan ketertiban dan keadilan.
Hokum
1.      Semua peraturan atau ketentuan
2.      Tertulis maupun tidak tertulis
3.      Mengatur kehidupan masyarakat
4.      Menyediakan sanksi terhadap pelanggarnya
Sumber hokum
1.      Hokum
a.       UUD 45
b.      Ketetapan MPR
c.       UU /perpu
d.      PP
e.       Perpres
f.       Perda
g.      Perdes
2.      Yurisprudensi ( keputusan hakim )
3.      Kebiasaan
4.      Perjanjian
5.      Perjanjian internasional
6.      Doktrin
Kehati-hatian dan tatakelola
1.      Transaransi
2.      Akuntabilitas
3.      Tanggung jawab
4.      Professional
5.      Kewajaran dalam menjalankan kegiatan usaha
Prinsip kehati-hatiaan
“ bank syariah dan uus wajib menyampaikan kepada bi laporan keuangan berupa neraca tahunan dan perhitungan laba rugi tahunan serta penjelasanya yang disusun berdasarkan prinsip akutansi syariah serta laporan berkala lainya dalam waktu dan bentuk yang diatur dengan peraturan bi
Fungsi hokum
1.      Alat ketertiban dan keteraturan masyarakat
2.      Sarana mewujudkan keadilan sosial
3.      Alat penggerak pembangunan
4.      Alat kritik
5.      Sarana penyelesaian sengketa/pertikaian








Bidang hokum
Hokum pidana dan perdata
Perbedaan hokum pidana dan perdata
Pidana
Perdata
1.      Penuntut jaksa umum\
2.      Tanpa disumpah
3.      Jaksa berhadapan dengan terdakwa
4.      Kedudukan jaksa lebih tinggi daripada terdakwa
5.      Hakim bersifat akrif
1.      Penuntutan perorangan
2.      dengan sumpah
3.      penggugat berhadapan dengan terdakwa
4.      semua pihak mempunyai kedudukan sama
5.      hakim bersifat pasif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar